Instagram Al Marih

Berbicara tentang Instagram Al Marih

Assalaamu alaykuum, akhi dan ukhti sekalian.

Alhamdulillah, di kesempatan kali ini, kami ingin bercerita sedikit tentang aplikasi jejaring sosial yang juga menjadi tempat memajang produk kami sekaligus tempat berbagi inspirasi kami.

Kenapa Al Marih menggunakan Instagram?

Langsung saja, sejak memulai bisnis busana muslim kami, kami langsung terjun menggunakan instagram sebagai salah satu media sosial yang populer, selain untuk memasarkan produk kami, tapi juga yang utama adalah untuk memperkenalkan brand kami ke masyarakat. Kami sadar, bahwa brand Al Marih masih sangat baru ditengah begitu banyaknya brand-brand pakaian muslim yang ada di Indonesia saat ini.

 

Kami sangat berkomitmen untuk menyediakan pakaian muslim yang nyaman dan beragam bagi kaum muslimin sekalian. Namun, tentu saja ini membutuhkan usaha, paling tidak masyarakat tahu tentang kami dulu, dan yakin bahwa produk kami berkualitas. Dan tentu saja, kami cukup yakin, bahwa untuk memberikan citra positif dari brand kami, Instagram adalah salah satu tempat yang cocok.

Instagram Al Marih

Sejauh ini, kami sudah memposting puluhan dan tentu saja jumlahnya akan semakin bertambah, dan Alhamdulillah sudah ada ratusan orang yang memfollow kami di aplikasi tersebut. Tentu saja kami sangat berterima kasih untuk itu. Hanya saja, ada beberapa hal yang juga turut menjadi perhatian kami di media sosial ini.

  1. Fenomena jual beli follower
    Tentu saja kami ingin diikuti oleh banyak orang di Instagram, tapi tidak dengan membeli follower, seperti yang banyak dilakukan oleh brand/ toko-toko lainnya. Bagi kami, membeli follower bukanlah hal yang sportif dalam memasarkan produk. Bagi kami, membeli follower tidak menggambarkan secara relevan kualitas suatu produk atau larisnya suatu brand. Membeli follower hanya akan memperlihatkan sederet angka saja pada item “followers” tanpa memberikan keuntungan yang signifikan.
    Sama saja dengan memberikan pencitraan, tanpa menggambarkan relevansi dari kepopuleran brand tersebut. Kami yakin, sebagian besar dari follower akun instagram yang menggunakan jasa jual beli follower adalah bot, dan bukan akun orang asli.
    Sekali lagi, kami nyatakan tidak akan pernah menggunakan jasa jual beli follower.
  2. Spamming instagram
    Sebenarnya hal ini bisa diartikan dalam dua sisi. Yang pertama adalah positive dan yang satunya adalah negative. Spamming secara positive dapat dilihat dari aktifitas mengkomentari atau memberikan like (love) pada foto instagram orang lain. Bisa dikatakan bahwa hampir semua orang melakukannya, termasuk kami. Tapi, bukan berarti kami melakukan ini semata-mata untuk keuntungan kami, tapi yang utama adalah bagaimana kami mengapresiasi postingan orang lain di instagram.
    Yang negative? contohnya adalah spamming yang terlalu berlebihan, tanpa apresiasi kepada pemilik foto orang lain. Tentu akhi dan ukhti sekalian sudah sering melihat aktivitas seperti ini, misalnya di suatu foto pemandangan, terus ada akun yang komen tentag pembesar buah ****, pemutih, pelangsing, dll. Aktivitas seperti ini tidak pernah kami lakukan, karena kami tentu saja yakin bahwa hal tersebut tidak berguna.

Dari kedua poin tersebut, semoga dapat menggambarkan bahwa kehadiran kami di instagram, selain untuk memperkenalkan dan mempromosikan “barang dagangan” kami, tapi juga dengan beraktifitas yang positif didalamnya, dengan cara tidak membeli follower dan tidak melakukan negative spamming.

 

Semoga artikel ini dapat menyampaikan pesan kami. Selamat berinstagram:-)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.